Sampah plastik adalah bahan buangan yang terbuat
dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi kehidupan
manusia. Sampah plastik dapat menjadi berguna kembali setelah sampah plastik
tersebut didaur ulang.
Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar
daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang
merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Dalam
proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang
dihasilkan.
Bahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan
plastik yang belum pernah didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja
didaur ulang.
Berdasarkan warna dan struktur kimia plastik:
LPDE neutral (kantong dan lembaran plastik berwarna
putih maupun transparan).
LPDE black (kantong dan lembaran plastik berwarna
hitam maupun sedikit campuran warna yang lain)
LLDPE
Produk yang dihasilkan melalui proses daur ulang
berupa pellet atau bijih plastik dengan ukuran 4-6 mm.
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2
bagian besar, yaitu:
Bagian proses sortir bahan baku yang
menggunakan tenaga manusia.
Bagian proses yang menggunakan mesin sortir
merupakan proses pemisahan yang pertama kali
dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan
baku yang datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan
masuk ke dalam proses.
1. PEMOTONGAN
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran
material dan mempermudah proses selanjutnya, dengan cara memotong atau
merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).
2. PENCUCIAN
Tujuan : agar tidak menggangu proses penggilingan.
Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Prewashing
Untuk memisahkan material-material asing terutama
agar tidak ikut dalam proses selanjutnya menggunakan media cair sebagai sarana
untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.
2. Pencucian Tahap 2
Menggunakan mesin friction water. Material dicuci
kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil
dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan.
Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
3. PENGERINGAN
Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan
gerakan memutar sehingga air dapat keluar
Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan
benar-benar terbebas dari suhu yang melekat
4. PEMANASAN
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan
dengan proses pemanasan material pada suhu 2000
Suhu panas dihasilkan oleh heater.
Selanjutnya lelehan dialirka untuk menuju proses
penyaringan
5. PENYARINGAN
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi
sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya.
Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan
ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya
akn dipotong-potong.
6. PENDINGINAN
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada
air dingin sebagai media pendingin.
7. PENCETAKAN/ PENGGILINGAN
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk
lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.
8. PEMBUNGKUSAN
Dilakukan [embungkusan terhadap material kering
dalam karung plastik
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi
berjalan baik.
1.1 PROSES PEMBUATAN
KANTONG PLASTIK
Pembuatan kantong plastik menggunakan metode
ekstruksi. Pellet (bijih besi) dimasukkan lewat corong, kemudian
didorong ke screw baja dan dialirkan di sepanjang bejana barrel untuk
dipanaskan. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die untuk
menghasilkan ekstrudat dengan bentuk sesuai keinginan.
BAGIAN – BAGIAN SCREW
Bagian umpan berlekuk saluran terdalam.
Bagian kompresi berfungsi untuk melelehkan,
mencampur, dan mengempa resin, serta mendorong balik udara yang terikut ke bagian
umpan.
Bagian metering memberi tekanan balik dan mengukur
penyaluran lewat diesehingga output seragam dan terkontrol.
1.1.1 PERSIAPAN BAHAN
Dilakukan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk
menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin
rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang
lebih besar untuk kemudahan alirannya. Jika bahan baku yang digunakan adalah
pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan.
Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang
sebenarnya. Untuk menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan
adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
1.1.2 PENCAMPURAN
Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan
dengan zat aditif yaitu pigmen sebagai pewarna kantong plastik nantinya.
Pencampuran dilakukan dengan mixer dalam tabung mixer.
1.1.3 PENGERINGAN PELLET
Proses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan
pigmen menggunakanoven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven,
selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai
kebutuhan dan sesuai material yang sedang dikeringkan.
1.1.4 PENCAMPURAN KERING DAN PENCAMPURAN PANAS
Pencampuran Kering (Dry Blending)
Pencampuran antara material bijih plastik dengan
aditif yang digunakan menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya
terjadi pada permukaan saja.
Pencampuran Panas (Hot Blending)
Proses Pencampuran antara material bijih plastik
dengan aditif agar menjadi homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi
panas yang lebih baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah
extruder, banbury mixer, dan granulator.
1.1.5 PEMBUATAN KANTONG PLASTIK
Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi
dengan menggunakan ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk
lembaran plastik berbentuk tabung. Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan
air cooling ring(pendingin). Lembaran – lembaran ini kemudian digulung baru
dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar