Kamis, 27 November 2014

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENGGUNAKAN MESIN EKSTRUSI

Sampah plastik adalah bahan buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi kehidupan manusia. Sampah plastik dapat menjadi berguna kembali setelah sampah plastik tersebut didaur ulang.
Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan.
Bahan baku daur ulang dengan kualitas satu merupakan plastik yang belum pernah didaur ulang sebelumnya atau hanya pernah sekali saja didaur ulang.
Berdasarkan warna dan struktur kimia plastik:
LPDE neutral (kantong dan lembaran plastik berwarna putih maupun transparan).
LPDE black (kantong dan lembaran plastik berwarna hitam maupun sedikit campuran warna yang lain)
LLDPE
Produk yang dihasilkan melalui proses daur ulang berupa pellet atau bijih plastik dengan ukuran 4-6 mm.
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:
Bagian proses sortir bahan baku yang  menggunakan tenaga manusia.
Bagian proses yang menggunakan mesin sortir
merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam proses.
1. PEMOTONGAN
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah  proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).
2. PENCUCIAN
Tujuan : agar tidak menggangu proses penggilingan.
Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
     1. Prewashing
Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya menggunakan media cair sebagai sarana untuk  mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.
     2.  Pencucian Tahap 2
Menggunakan mesin friction water. Material dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan. Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
3. PENGERINGAN
Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar
Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat
4. PEMANASAN
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 2000
Suhu panas dihasilkan oleh heater.
Selanjutnya lelehan dialirka untuk menuju proses penyaringan
5. PENYARINGAN
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya.
Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn dipotong-potong.
6. PENDINGINAN
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.
7. PENCETAKAN/ PENGGILINGAN
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.
8. PEMBUNGKUSAN
Dilakukan [embungkusan terhadap material kering dalam karung plastik
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.
1.1       PROSES PEMBUATAN KANTONG PLASTIK
Pembuatan kantong plastik menggunakan metode ekstruksi. Pellet (bijih besi) dimasukkan lewat corong, kemudian didorong ke screw baja dan dialirkan di sepanjang bejana barrel untuk dipanaskan. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die untuk menghasilkan ekstrudat dengan bentuk sesuai keinginan.
BAGIAN – BAGIAN SCREW
Bagian umpan berlekuk saluran terdalam.
Bagian kompresi berfungsi untuk melelehkan, mencampur, dan mengempa resin, serta mendorong balik udara yang terikut ke bagian umpan.
Bagian metering memberi tekanan balik dan mengukur penyaluran lewat diesehingga output seragam dan terkontrol.

1.1.1 PERSIAPAN BAHAN
Dilakukan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya. Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Untuk menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
1.1.2 PENCAMPURAN
Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer dalam tabung mixer.
1.1.3 PENGERINGAN PELLET
Proses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen menggunakanoven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven, selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan dan sesuai material yang sedang dikeringkan.

1.1.4 PENCAMPURAN KERING DAN PENCAMPURAN PANAS
Pencampuran Kering (Dry Blending)
Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada permukaan saja.
Pencampuran Panas (Hot Blending)
Proses Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif agar menjadi homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury mixer, dan granulator.
1.1.5 PEMBUATAN KANTONG PLASTIK
Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik berbentuk tabung. Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling ring(pendingin). Lembaran – lembaran ini kemudian digulung baru dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar