Senin, 03 November 2014

Mesin Pengolah Limbah Rumah Sakit

A. Rasional
Kegiatan di rumah sakit akan menghasilkan banyak limbah. Limbah tersebut harus segera diolah karena akan membahayakan manusia di sekitarnya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dapat dibedakan menjadi limbah. padat medis, limbah cair, dan limbah gas. Jenis limbah padat medis yaitu berupa jarum suntik dan spuit, kain kassa, jaringan tubuh bekas operasi, tabung urine, kapas, jarum infus, urine bag dan selang kateter, botol ampul, sarung tangan, kantong darah, perban, tulang, gigi, dll. Sedangkan limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
Limbah padat medis dapat diolah dengan menggunakan incenerator. Dengan menggunakan incenerator, limbah padat medis dari hasil kegiatan rumah sakit dapat diolah dengan baik, sehingga lingkungan tidak tercemar. Cara kerja incenerator yaitu dengan cara pembakaran limbah dengan menggunakan bahan bakar solar. Kegiatan pembakaran limbah dengan menggunakan incenerator diawali dengan pemisahan limbah medis dengan jarum suntik dengan cara kerja sama dengan setiap ruangan. Kemudian limbah tersebut diangkut oleh petugas setiap harinya ke TPS.
Sedangkan limbah cair diolah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proses pengolahan limbah cair diawali dari setiap ruangan. Kemudian limbah diarahkan ke bak penampungan awal (Pumping Station). Lalu terjadi pemisahan antara limbah cair dengan sampah padat lain (seperti bungkus shampo). Selanjutnya pemisahan antara air dengan lumpur. Kemudian pemberian kaporit untuk meminimalisir bakteri sebelum dialirkan pada saluran kota.
B. Alternatif-alternatif solusi yang bisa diambil yaitu sebagai berikut.
Pengolahan limbah padat medis dengan menggunakan incenerator untuk mengurangi kandungan yang terkandung dalam limbah medis. Dan dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam mengolah limbah cair.
Harus adanya kerja sama dengan setiap ruangan di rumah sakit untuk memisahkan limbah medis, jarum suntik, dengan limbah non medis.
Limbah jarum suntik disimpan dalam ember sedangkan limbah padat medis disimpan dalam polibag yang berwarna kuning. Dan limbah medis diambil dari ruangan oleh petugas setiap harinya agar tidak terjadi penumpukkan sampah dalam ruangan. Pengambilan limbah medis dan limbah non medis dilakukan oleh petugas yang berbeda. Limbah medis diambil oleh petugas dari instalasi sanitasi, sedangkan limbah non medis diambil oleh petugas kebersihan.
Harus adanya perbaikan segera pada alat penghancur jarum suntik, agar pengolahan limbah, terutama jarum suntik yang sangat berbahaya tersebut dapat dimusnahkan secara sempurna.
Untuk menghemat bahan bakar, sekali pembakaran limbah dilakukan sebanyak beberapa kali lipat. Tepatnya sekitar 150-200kg sekali bakar. Agar terjadi pembakaran sempurna, suhunya harus 10000C. Jika suhu kurang dari 10000C, pembakaran tidak akan maksimal dan akan menghasilkan asap yang berwarna hitam.
Agar tidak terjadi penumpukkan limbah, pembakaran dilakukan 2 kali dalam seminggu.
Untuk pengamanan petugas, dalam proses pengolahan sampah padat medis dengan menggunakan incenerator harus menggunakan peralatan pengaman yang lebih lengkap sesuai dengan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang (coverall), apron untuk industri, sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
Karena pengolahan limbah cair dilakukan secara berkelanjutan (24 jam) maka digunakan dua mesin yang cara kerjanya secara bergantian.
Harus ada pihak yang mampu memperbaiki alat pengepress lumpur endapan tersebut. Jika pegawai tidak mampu memperbaiki, seharusnya memanggil ahli dalam bidang tersebut. sehingga pengolahan dapat dilakukan secara optimal.
Bakteri dapat membantu proses pengolahan limbah cair rumah sakit. Seharusnya dilakukan pembiakan bakteri yang dilakukan dengan menggunakan media dan bahan seperti serbuk gergaji.
Sebelum hasil pengolahan dibuang ke lingkungan (saluran kota, sungai), untuk mengoptimalkan pengolahan ditambah kaporit untuk lebih meminimalisir bakteri yang terkandung.


Sumber : Pengolahan Limbah Rumah Sakit Oleh : Lina Rohliana (1003484)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar